Workshop Penulisan Naskah dan Penyutradaraan oleh Direktorat Perfilman, Musik dan Media

Direktorat Perfilman, Musik dan Media menyelenggarakan Workshop Perfilman pada Selasa (6/2) kemarin di Aston Inn Jemursari, Surabaya, Jawa Timur.

NASIONALJAWA TIMURSURABAYA RAYA

Fariduddin Aththar

2/8/20241 min read

BeritaSinema.com - Direktorat Perfilman, Musik dan Media menyelenggarakan Workshop Perfilman pada Selasa (6/2) kemarin di Aston Inn Jemursari, Surabaya, Jawa Timur. Agenda yang diikuti oleh 21 sineas dari berbagai komunitas perfilman di Surabaya dan sekitarnya ini menghadirkan tiga pemateri dari Asosiasi Pengkaji Film Indonesia (Kafein) di antaranya Tito Imanda, M Panji Wibowo dan Debby Dwi Elsa. Dimulai pada pukul sembilan pagi, ketiganya berbagi dua materi utama yaitu penulisan naskah dan penyutradaraan.

Tito Imanda, selaku pemateri pada materi penulisan naskah, mengungkapkan tujuannya untuk meluruskan praktik-praktik yang salah kaprah yang selama ini terjadi dalam proses pembuatan film. “Menulis naskah tidak sama dengan menulis cerpen atau novel. Naskah ditulis untuk membantu sutradara mewujudkan visual cerita, membantu produser untuk menjualnya, sekaligus menjadi panduan teknis bagi kru dalam proses produksi.”

Tidak hanya materi, Pemateri Tito Imanda juga meminta para peserta praktik dalam dua latihan: menulis deskripsi latar serta menulis adegan menggunakan satu prompt yang sama. Para peserta juga diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil latihan dan berbagi kritik serta komentar kepada sesama peserta.

Di sesi kedua setelah Ishoma, M. Panji Wibowo selaku pemateri kedua membawakan materi dramatic storytelling untuk menunjukkan teknik-teknik penyutradaraan yang sering dipakai dalam pembuatan film. Untuk membantu para peserta memahami teknik-teknik posisi kamera dan tokoh, Pemateri Panji Wibowo memberikan contoh melalui potongan dari film-film klasik.

Bersamaan dengan sesi coffee break kedua di sore hari, peserta dibagi ke dalam empat kelompok dan diberi kesempatan untuk mempraktikkan materi yang mereka terima.. Para peserta diberi kebebasan untuk berdiskusi syuting di sekitar lantai satu hotel selama dua jam. Hasilnya adalah empat film pendek berdurasi satu menit yang dipaparkan dan ditonton bersama-sama. Agenda kemudian ditutup di pukul enam sore. Tak hanya membawa pulang sebuah kaus hitam dan sebotol tumbler, para peserta juga menerima pengetahuan baru dan relasi yang lebih luas dengan rekan-rekan sineas di wilayah Surabaya dan sekitarnya.(FA/K1/FA)