Batu Suli Menggapai Mimpi: Menghiasi Rumah-Rumah Kayu di Pelosok Negeri

Bunuh Diri Studio (IG @bunuhdiri_room) mengadakan screening film dokumenter Batu Suli Menggapai Mimpi pada Jumat (15/3) di Smeleh Kopi, Gubeng, Surabaya.

JAWA TIMUR

Fariduddin Aththar

3/30/20243 min read

BeritaSinema.com - Bunuh Diri Studio (IG @bunuhdiri_room) mengadakan screening film dokumenter Batu Suli Menggapai Mimpi pada Jumat (15/3) di Smeleh Kopi, Gubeng, Surabaya. Dokumenter berdurasi 80 menit ini merupakan dokumentasi penciptaan karya dari seorang seniman mural urban Al Fajr X.Go Wiratama atau yang akrab disapa XGO (IG @xgo_w). Mendapat tantangan untuk membantu pengembangan pariwisata di Desa Upon Batu Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, XGO dan krunya dari Bunuh Diri Studio berangkat pada November 2023 untuk kemudian bermukim selama 18 hari di lokasi. Baginya, proyek ini adalah upaya pembuktian dan tantangan atas kemampuan dirinya.

Di Desa Upon Batu, XGO awalnya diminta untuk menggambar mural di 70 rumah. Namun, untuk menyesuaikan dengan kemampuan timnya, dia hanya mengambil setengahnya alias 35 rumah. Berangkat dari Juanda, Surabaya lalu sampai di Palangkaraya, XGO dan kru Bunuh Diri Studio berjumlah tiga orang musti melintasi jalanan yang tak mulus selama 8 jam lalu akhirnya sampai di Desa Upon Batu. Esoknya, mereka sudah mesti bersiap-siap dan mengerjakan rumah-rumah warga yang menjadi media utama karya-karyanya. Modalnya adalah 600 kaleng cat semprot dan 30 kaleng cat tembok.

Total pengerjaan proyek mural di Desa Upon Batu berlangsung selama 12 hari. Setiap harinya, XGO dan kru mengerjakan setidaknya maksimal empat rumah sekaligus. Namun, hal itu tidak berjalan selancar yang ia dan krunya bayangkan. Selain ukuran rumah panggung yang berbeda-beda, mereka juga musti berhadapan dengan panas terik wilayah yang dilewati garis khatulistiwa, hujan sepanjang hari, hingga kondisi geografis Desa Upon Batu yang terendam banjir. “Jam sembilan di sana, panasnya seperti jam satu (siang) di Surabaya,” kata salah satu kru. Dalam suatu episode, kru musti melewati banjir setinggi paha hingga dada hanya untuk menjemput sebuah tangga. Seorang kru yang memforsir kekuatannya di hari hujan lebat juga pada akhirnya tumbang karena demam.

Namun, dengan rekam jejak yang sudah bertahan selama lebih dari 20 tahun dan karya yang tersebar di berbagai tempat di Jawa Timur hingga Bali, XGO dan kru bertahan dengan berbagai cara termasuk dengan istirahat, tidak bekerja ketika cuaca tidak memungkinkan, dan menyesuaikan cara kerja dengan rumah-rumah warga. Ketika banjir, XGO menggunakan kayu yang dirancang sebagai perancah karena tidak memungkinkan jika menggunakan tangga. Dari ujung desa ke ujung yang lain, mural XGO menghiasi 35 rumah di Desa Upon Batu.

Berbeda dengan film dokumenter lain, Batu Suli Menggapai Mimpi tidak menceritakan banyak drama atau “konflik” sebagai penggerak cerita. Hal ini dikarenakan videografer yang sejak awal diminta untuk mendokumentasikan proses pengerjaan mural, bukannya pengalaman mereka berada di rumah warga, berinteraksi dengan warga sekitar, dan petualangan ke tempat-tempat baru. Hal itu diakui sendiri oleh XGO sehingga ketika mendapat masukan untuk menyeriusi film dokumenter ini sebelum ditayangkan, videografernya tidak dapat menyanggupi.

“Sejak awal, saya ingin mendokumentasikan proses berkarya yang eman rasanya kalau tidak direkam,” ujar XGO. Selain itu, ia mengatakan bahwa mungkin ia adalah satu-satunya seniman seni rupa nasional atau di Surabaya setidaknya yang memulai proses pendokumentasian ini. “Setidaknya, saya punya kesadaran untuk mendokumentasikan yang selama ini ditinggalkan oleh seniman Surabaya lainnya.”

Secara screening, agendanya berjalan dengan cukup baik. Selain film dokumenter, audiens juga dapat menikmati hasil karya lain seperti sepuluh artwork visual diary XGO selama berada di Desa Upon Batu, pameran foto dokumentasi dan pameran karya anak-anak setempat dengan media kardus yang dipajang di koridor menuju venue. Dengan harga tiket 10 ribu rupiah, penonton dapat menikmati dokumentasi XGO dan kru Bunuh Diri Studio serta sebuah tote bag. Konsumsi yang disediakan panitia juga berlimpah sehingga penonton pulang dengan puas. Film dokumenter Batu Suli Menggapai Mimpi ini juga direncanakan akan diputar di Malang, Bangkalan, dan Kediri. (FA/K3/FA)